Rabu, 02 Agustus 2017

Sudan, I’m Coming

 31 July 2017
Ok waktunya tiba. Setelah sejak  seminggu lalu mulai mulai hitung mundur hari, sambil rada mellow2 gitu, akhirnya datang juga waktu saya berpetualang lagi, tentunya tanpa bawa2 peta macem ‘dora’ ya hehe.. karena tujuan perjalanan saya sudah amat sangat jelas. Negeri Dua Nil, begitu sebutan masyhur untuk salah satu Negara berkembang yang terletak di timur laut Afrika ini. Tempat bertemunya Nil Biru dan Nil putih yang kemudian membentuk sungai Nil yang mengalir melalui Mesir ke laut mediterania.
Keberangkatan saya kali ini tentunya tidak sendiri, tidak juga berdua seperti saat saya pergi ke Qatar. Kali ini saya ditemani empat orang teman yang juga penerima beasiswa magister dari Khartoum International Institute for Arabic Language, yaa sebut saja mereka ini keluarga baru saya yang akan sama sama berjuang sampai dua tahun ke depan (atau harus bisa lebih cepat).




Rute keberangkatan yang kami ambil untuk bisa sampai ke Khartoum Sudan memang bukan rute yang praktis. Jakarta (CGK) – Kuala Lumpur(KUL), KUL- Jeddah, Jeddah – Khartoum (KRT) dengan estimasi waktu sekitar lebih dari 20 jam. Tentunya opsi ini kami pilih guna menyesuaikan kantong kami sebagai mahasiswa dengan beasiswa yang tidak meng cover  tiket pesawat. Tapi tak apalah, anggap saja kami keliling ke 3 negara dalam satu hari (gaya bet kan..haha).


Perjalanan panjang kami memang sangat sangat berkesan. Bagaimana tidak, perjalanan kami ini sempat di warnai aksi lomba lari sprint di KLIA  karena hampir saja kami tertinggal pesawat. Anda mungkin bisa membayangkan bagaimana kepanikan kami kala itu, pesawat kami take off pukul 12.10 waktu Kuala Lumpur, sedang pukul 11.50 kami masih berbaris di line imigrasi yang meng”ular”. Beruntung petugas maskapai yang kami pilih ini berbaik hati menghubungi crew pesawat, meminta agar kami tidak ditinggal.  Dia juga yang menghantar kami sampai gate pesawat sambil berlari. Ah,entah siapa mak cik itu, tak sempat berkenalan dan ucapkan terimakasih, tapi kami doakan mak cik selalu di mudahkan urusannya oleh ALLAH SWT, aamiin. Semua keterlambatan ini sebenarnya karena hal sepele, hihi. Kami hanya lupa mengubah jam dengan waktu setempat, yang dalam hal ini Kuala Lumpur satu jam lebih dulu dari pada Jakarta. Lalu kami mengira waktu masi cukup, tapi ternyata kami salah perhitungan. Hahaha. Ini bisa jadi pelajaran buat rekan rekan yang hendak pergi ke luar negeri,” JANGAN LUPA RUBAH SETTING JAM ANDA SESUAI DENGAN WAKTU DI TEMPAT TUJUAN ”.

Rehat panjang membosankan (kurleb 5jam) tanpa sambungan internet di Bandara Internasional King Abdul Aziz (Jeddah) juga turut mewarnai perjalanan kami. Sempat terheran kenapa bisa bandara internasional di Negara sebesar Arab Saudi tidak di lengkapi dengan fasilitas WiFI. Apa mungkin mengantisipasi penyalah gunaan internet yang mungkin saja bisa membahayakan Negara? Entahlah..


Kapok dengan yang kami alami di KLIA, kami menghampiri gate sesaat setelah petugas mengumumkan bahwa pesawat kami telah siap dan gate telah di buka. Itu pun karena salah satu dari kami masih terjaga matanya dari kantuk yang tak dapat kami elakkan lagi, kalo semua tertidur mungkin kami ketinggalan lagi (hahaha).

Penerbangan  Jeddah (JED) – Khartoum (KRT) memang tak memakan waktu banyak, bahkan lebih singkat dari penerbangan Jakarta( CGK) – Kuala Lumpur (KUL). Penumpang pada penerbangan kali ini sudah di dominasi oleh orang – orang Sudan yang menurut saya sangat ramah. Karena beberapa kali saya mengobrol dan bertegur sapa dengan mereka, mereka selalunya memotivasi dan bilang “ستستمتعين السودان"  wish u enjoying sudan. yeah I hope so.

Tiba di bandara Internasional Khartoum kami di sambut hangat oleh beberapa pengrus PPI dan PPPI Sudan, tidak hanya menyambut dan berkenalan ria, kami juga di hantar sampai pintu kamar kami masing – masing, Masha Allah, jadi ga berasa asing banget. Terima kasih banyak rekan rekan PPI dan PPPi Sudan yang luar biasa.





Oiya perjalanan panjang kami ini menggunakan dua maskapai yang lumayan memuaskan, Malindo Air dan Saudia Airlines yang akan saya ceritakan di postingan berikutnya detail fasilitas pelayan hingga pilihan harga yang mungkin bisa jadi referensi anda.
Dakhiliyah al Iman - Khartoum, 3 agustus 2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar