Senin, 25 Juni 2018

Harapan Sang Wanita Biasa


Wahai Sang Pemilik Kehidupan..

Aku ikhlas saat Kau tak memberiku kemampuan untuk merias wajahku dengan makeup seperti yg dilakukan kebanyakan wanita, asal jangan kau hilangkan kemampuanku untuk selalu membasahi wajah ini dgn kucuran air wudhu..

Aku ikhlas saat Kau tak memberiku kemampuan untuk memakai pakaian bagus, asal jangan kau hilangkan pakaian keimanan yg kilauannya sampai ke langit..

Aku ikhlas saat tak Kau titipkan padaku tempat berteduh yang layak, asal jangan kau lenyapkan kedamaian dan ketentraman bumi tempat ku bersujud..

Aku ikhlas saat tak Kau titipkan padaku harta yg berlimpah, asal jangan kau ambil hartaku yang paling berharga (orangtua) sebelum sempat ku bahagiakan..

Aku ikhlas saat tak Kau titipkan padaku harta yg berlimpah, asal jangan kau lalaikan aku dr kesadaran berbagi sekecil apapun bilangannya..

Aku ikhlas saat tak kau hadiahkan kasur empuk untuk beristirahat, namun saat mataku terpejam untuk selamanya, istirahatkanlah aku dgn membawa serta keimanan dan keislaman yg tertancap teguh di hati.

Terimakasih Yaa Rabb, krn aku terlahir sebagai Wanita biasa.


Kamis, 14 Juni 2018

Serba Serbi Ramadhan Di Negeri Sejuta Sabar (Sudan)



Ramadhan Kareem..Ramadhan Mubarak..
Ungkapan inilah yg kiranya membanjiri dunia, baik dunia nyata dunia maya, (dunia ghaib??😋👻) saat Bulan seribu bulan menyapa kita semua, tak terkecuali di negeri sejuta sabar..
Loh, itu Sudan??.. Julukan dari mana??
Dari saya sendiri aja siih..hahaha .. Soalnya ada istilah yg bilang "kl di Sudan ga Sabar ga idup". Di Sudan, untuk berteman dgn cuaca saja butuh kesabaran ekstra, belum lagi harga kebutuhan hidup yg semakin tak tertahankan lonjakannya atau transportasi yg semakin susah krn bensin yg makin sulit dijumpai dll. Ah..pokoknya Di Sudan harus SABAR..

Ok, Anyway hari ini kiranya H-1 menuju hari Raya Idhul Fitri. Not too late kalau saya cerita soal Ramadhan di negeri ini, bahkan ceritanya bsa lebih lengkap krn saya sudah melewati hampir 29 hari Ramadhan di sini. So, Let me share you

Ramadhan, memeliki arti sendiri bagi masyarakat Sudan, salah satu diantaranya mereka sering menyebut bahwa Ramadhan itu Bulan Silaturahim. Benar saja, hal ini bisa kita lihat dari cara unik masyarakat Sudan( khususnya kaum adam) saat berbuka puasa. Satu keharusan bagi kaum laki - laki di Sudan untuk berbuka di luar rumah bersama tetangga, kerabat, sahabat, atau bahkan org yg baru saja di jumpainya. Tak heran jika di pinggir2 gang, didepan toko, bahkan di tepi2 jalan Raya bnyak dijumpai saat adzan maghrib berkumandang sekumpulan org duduk melingkar diatas hamparan tikar menyantap hidangan berbuka khas Sudan yg di sajikan diatas sinia (nampan besar).





Pada awal bulan Ramadhan, masyarakat Sudan memiliki tradisi yang disebut "Kartunat Ramadhan"  atau bisa diartikan dgn "Bingkisan Ramadhan" yang dibagikan oleh mereka yg berkemampuan lebih kepada tetangga kerabat sahabat dekat yg membutuhkan. Isinya adalah bahan2 makanan yg sekiranya di butuhkan selama Ramdhan. Terjawab sudah kepenasaran saya yg melihat  bahan2 makanan dibungkus dalam jumlah tertentu di banyak warung - warung kelontongan ataupun supermarket saat awal Ramadhan tiba. Menurut teman sekamar saya yg juga asli Sudan, bahkan bukan hanya bahan2 makanan, anak2 yg masih bersekolahpun akan kebagian jatah bingkisan ramadhan yg berisikan peralatan sekolah. Betapa dermawannya org2 Sudan, masih berpikir untuk memberi padahal ekonomi merekapun tak begtu bagus.💪


Julukan Ramadhan sebagai Bulan penuh Rahmat itu nampaknya sesuatu yg nyata di Sudan ini, pasalnya 'RINTIK  BAHKAN  GUYURAN HUJAN' selalunya menghiasi langit Sudan setiap kali Ramadhan tiba. Walaupun intensitasnya cenderung rendah sih, krn normalnya suhu di Sudan bulan - bulan sekitar Mei - September itu berkisar 40-47°C, tapi hujan tetap menyapa bumi Sudan, Masha Allah..

Oia, tak lengkap rasanya berbicara soal Ramadhan kalau tak bahas masalah terawih nya. Berbeda dgn di Indonesia yg ga bingung kalau mau pindah2 masjid guna cari rakaat yg sedikit ataupun bnyak, di Sudan hampir mayoritas masjid melaksanakan terawih dgn jumlah rakaat 8 plus 3 rakaat untuk shalat witir. Selintas kalian pasti berpikir "Waaaah enaknyaaaa..", hahaha tunggu dulu mba sis dan mas bro..11rakaat itu bacaan Suratnya satu juz satu malam 😅😅. Tapi nikmat ko, nikmat banget malah, knpa? Karena imam2 di Sudan itu semuanya HAFIDZ yang sudah MUTQIN  bacaannya, jadi kena hatinya juga damaaaiii..😇. Dahsyatnya lagi, saat Ramadhan mencapai malam ke 20 disini ada tradisi bernama "qiyam al lail " yg kalau di Indo sering kita sebut i'tikaf. Bedanya kl di Indo kebanyakan kita memperbanyak ibadah secara individual, di Sudan qiyam al lail ini dilaksanakan secara berjamaan sebanyak 6 rakaat menghabiskan bacaan sebanyak 3juz permalamnya. Tp jangan salah loh yaa, kl di indo malam 20 keatas itu bsa dibilang malam2 kritis alias masjid2 uda mulai kosong ditinggal mba2 dan mas2 nge-mall atau ditinggal emak2 bikin kue lebaran, di Sudan justru masjid2 penuh sesak, org2 berbondong2 dtg ke masjid untuk melaksanakan qiyam al lail tak terkecuali beliau2 yg sudah lanjut usia, subhanallah kan?? Begitu syahdu malam Ramadhan di Sudan ini.



Hal unik lainnya dari Ramadhan di negeri dua nil ini adalah sulitnya menemukan transportasi di jam2 5-6 sore (dekat waktu berbuka). Why?? Saya tak begitu tau alasan pastinya, tapi yang jelas org Sudan amat menjaga Sunnah Rasulullah SAW untuk menyegerakan berbuka puasa. Bukan hanya transportasi beberapa kedai makanan, restaurant, bahkan pusat perbelanjaan pun tutup sementara sampai sekitar pukul 8 malam. Pengalaman beberapa kali terjebak di mall dan kedai makanan yg tutup karena dtg mepet waktu maghrib 😂. Kalau transportasi susah secara otomatis jalanan lengang di waktu maghrib, jalan aja di tengah jalan raya insha Allah ga ada yg nabrak ko 😛.


Zakatnya gimana zakatnya?. Kalau kamu Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Sudan kamu punya beberapa opsi untuk menunaikan kewajibanmu berzakat. Pertama, kamu bisa membayarkan zakatmu ke 'amilin yg di bentuk oleh KBRI KHARTOUM, tahun ini seharga 122 SDG / $3,2/ Rp. 45.000,00- atau jika dibayarkan dalam bentuk beras sebanyak 2,7kg. Kedua, kamu bisa pergi ke masjid2 terdekat di Sudan dan menunaikan zakatmu via amilin zakat Sudaniy, kalau adat sudan krn mereka makanan pokoknya roti, So kita cukup membayar 40 SDG/ $1,1/Rp.16.000,00- untuk sejumlah gandum. Ketiga, kamu titipkan saja pada ayah atau anggota keluargamu di Indonesia untuk mewakilkanmu menunaikan zakatmu, seperti saya ini 😁.

Dan Malam ini, tepat malam hari Raya, takbir terdengar berkumandang, walau gema nya tak seramai di bumi pertiwi, tapi saya amat mensyukuri masih ALLAH SWT beri kesempatan menikmati Ramadhan yg berbeda di tanah rantau. Semoga ALLAH SWT pertemukan kita kembali dgn Ramadhan berikutnya di belahan Bumi ALLAH SWT yg lain. Aamiin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H
dari perantau negeri dua nil yg rindu ketupat, rendang beserta opornya.😁🙏