Ramadhan Kareem..Ramadhan Mubarak..
Ungkapan inilah yg kiranya membanjiri dunia, baik dunia nyata dunia maya, (dunia ghaib??😋👻) saat Bulan seribu bulan menyapa kita semua, tak terkecuali di negeri sejuta sabar..
Loh, itu Sudan??.. Julukan dari mana??
Dari saya sendiri aja siih..hahaha .. Soalnya ada istilah yg bilang "kl di Sudan ga Sabar ga idup". Di Sudan, untuk berteman dgn cuaca saja butuh kesabaran ekstra, belum lagi harga kebutuhan hidup yg semakin tak tertahankan lonjakannya atau transportasi yg semakin susah krn bensin yg makin sulit dijumpai dll. Ah..pokoknya Di Sudan harus SABAR..
Ok, Anyway hari ini kiranya H-1 menuju hari Raya Idhul Fitri. Not too late kalau saya cerita soal Ramadhan di negeri ini, bahkan ceritanya bsa lebih lengkap krn saya sudah melewati hampir 29 hari Ramadhan di sini. So, Let me share you
Ramadhan, memeliki arti sendiri bagi masyarakat Sudan, salah satu diantaranya mereka sering menyebut bahwa Ramadhan itu Bulan Silaturahim. Benar saja, hal ini bisa kita lihat dari cara unik masyarakat Sudan( khususnya kaum adam) saat berbuka puasa. Satu keharusan bagi kaum laki - laki di Sudan untuk berbuka di luar rumah bersama tetangga, kerabat, sahabat, atau bahkan org yg baru saja di jumpainya. Tak heran jika di pinggir2 gang, didepan toko, bahkan di tepi2 jalan Raya bnyak dijumpai saat adzan maghrib berkumandang sekumpulan org duduk melingkar diatas hamparan tikar menyantap hidangan berbuka khas Sudan yg di sajikan diatas sinia (nampan besar).
Julukan Ramadhan sebagai Bulan penuh Rahmat itu nampaknya sesuatu yg nyata di Sudan ini, pasalnya 'RINTIK BAHKAN GUYURAN HUJAN' selalunya menghiasi langit Sudan setiap kali Ramadhan tiba. Walaupun intensitasnya cenderung rendah sih, krn normalnya suhu di Sudan bulan - bulan sekitar Mei - September itu berkisar 40-47°C, tapi hujan tetap menyapa bumi Sudan, Masha Allah..
Oia, tak lengkap rasanya berbicara soal Ramadhan kalau tak bahas masalah terawih nya. Berbeda dgn di Indonesia yg ga bingung kalau mau pindah2 masjid guna cari rakaat yg sedikit ataupun bnyak, di Sudan hampir mayoritas masjid melaksanakan terawih dgn jumlah rakaat 8 plus 3 rakaat untuk shalat witir. Selintas kalian pasti berpikir "Waaaah enaknyaaaa..", hahaha tunggu dulu mba sis dan mas bro..11rakaat itu bacaan Suratnya satu juz satu malam 😅😅. Tapi nikmat ko, nikmat banget malah, knpa? Karena imam2 di Sudan itu semuanya HAFIDZ yang sudah MUTQIN bacaannya, jadi kena hatinya juga damaaaiii..😇. Dahsyatnya lagi, saat Ramadhan mencapai malam ke 20 disini ada tradisi bernama "qiyam al lail " yg kalau di Indo sering kita sebut i'tikaf. Bedanya kl di Indo kebanyakan kita memperbanyak ibadah secara individual, di Sudan qiyam al lail ini dilaksanakan secara berjamaan sebanyak 6 rakaat menghabiskan bacaan sebanyak 3juz permalamnya. Tp jangan salah loh yaa, kl di indo malam 20 keatas itu bsa dibilang malam2 kritis alias masjid2 uda mulai kosong ditinggal mba2 dan mas2 nge-mall atau ditinggal emak2 bikin kue lebaran, di Sudan justru masjid2 penuh sesak, org2 berbondong2 dtg ke masjid untuk melaksanakan qiyam al lail tak terkecuali beliau2 yg sudah lanjut usia, subhanallah kan?? Begitu syahdu malam Ramadhan di Sudan ini.
Hal unik lainnya dari Ramadhan di negeri dua nil ini adalah sulitnya menemukan transportasi di jam2 5-6 sore (dekat waktu berbuka). Why?? Saya tak begitu tau alasan pastinya, tapi yang jelas org Sudan amat menjaga Sunnah Rasulullah SAW untuk menyegerakan berbuka puasa. Bukan hanya transportasi beberapa kedai makanan, restaurant, bahkan pusat perbelanjaan pun tutup sementara sampai sekitar pukul 8 malam. Pengalaman beberapa kali terjebak di mall dan kedai makanan yg tutup karena dtg mepet waktu maghrib 😂. Kalau transportasi susah secara otomatis jalanan lengang di waktu maghrib, jalan aja di tengah jalan raya insha Allah ga ada yg nabrak ko 😛.
Dan Malam ini, tepat malam hari Raya, takbir terdengar berkumandang, walau gema nya tak seramai di bumi pertiwi, tapi saya amat mensyukuri masih ALLAH SWT beri kesempatan menikmati Ramadhan yg berbeda di tanah rantau. Semoga ALLAH SWT pertemukan kita kembali dgn Ramadhan berikutnya di belahan Bumi ALLAH SWT yg lain. Aamiin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1439 H
dari perantau negeri dua nil yg rindu ketupat, rendang beserta opornya.😁🙏
Kak, boleh minta kontaknya? Saya ingin bertanya soal beasiswa ini.
BalasHapus